Melasti Tahun Saka 1941
Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Indonesia. Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya). Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa. Dalam upacara ini, masyarakat dibentuk berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut. Satu kelompok berasal dari wilayah atau desa yang sama. Seluruh peserta mengenakan baju putih. Para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud mensucian. Pelaksaaan upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma.
Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, pelaksanaan upacara Melasti ini di bagi berdasarkan wilayah, Di ibukota provinsi dilakukan Upacara Tawur, Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud, Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata, di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata, Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah). Upacara ini dilaksanakan agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
Umat Hindu kota Bontang melaksanakan Melasti ke pelabuhan Tanjung Limau dipimpin oleh pemangku Romo Suwadi, Romo Marsup dan Romo Gede Adnyana berjalan kaki dimulai pada pukul 17.00 kemudian kembali ke Pura Buana Agung dan ditutup dengan persembahyangan Panca Sembah yang dipimpin Romo Mangku Gede Adyana, S.Ag.
Umat Hindu kota Bontang melaksanakan Melasti ke pelabuhan Tanjung Limau dipimpin oleh pemangku Romo Suwadi, Romo Marsup dan Romo Gede Adnyana berjalan kaki dimulai pada pukul 17.00 kemudian kembali ke Pura Buana Agung dan ditutup dengan persembahyangan Panca Sembah yang dipimpin Romo Mangku Gede Adyana, S.Ag.
Posting Komentar untuk "Melasti Tahun Saka 1941"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, kritik maupun saran berkaitan dengan artikel diatas secara positif. Umat dapat berpartisipasi mengirimkan artikel melalui admin untuk melalui tahap moderasi sebelum tayang. Terima kasih atas partisipasi anda.